Dimasa era modern seperti sekarang ini, para anak-anak Indonesia sudah mulai melupakan permainan-permainan tradisional yang ada, mereka malah lebih memilih untuk bermain dengan gadget-gadget mereka yang dianggap lebih keren dan mengasyikkan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi berbagai macam hal yang ada seperti :
1. Anak-anak yang terlalu dimanjakan oleh orang tuanya sehingga dibelikan gadget yang menggantikan permainan tradisional ang
2. Tidak adanya pengenalan permainan-permainan tradisional yang dilakukan oleh para orang tua terhadap anaknya
3. Tidak adanya tempat dan semakin berkurang serta jarangnya alat-alat yang dibutuhkan untuk setiap permainan tradisional yang ada
Berikut adalah permainan-permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak pada masa sekarang :
Galasin
Galah asin atau di daerah lain
disebut galasin atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari
Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua
grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya
adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris
terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup
harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang
telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan
di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa
juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi
menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan
kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi
dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas
vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga
berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk
keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan
ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu
berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih
kemenangan.
Petak Umpet
Siapa yang tidak kenal dengan
permainan yang mendunia ini? Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa
yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang
bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil
berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja sebagai
tempat jaga supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi.
Jika si "kucing"
menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh tempat jaga.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah
yang menjadi kucing berikutnya.
Engklek
Engklek merupakan permainan
tadisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas
tanah. Permainan ini berbentuk kotak-kotak yang menyerupai tanda tambah namun
memiliki kotak-kotak. Pemain harus loncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak
satu ke kotak, sambil memegang sebuah pecahan eternit untuk dilemparkan ke
masing-masing kotak dan kemudian melakukan lompatan ke dalam kotak-kotak
tersebut. Setelah selesai lompat ke semua kotak, pemain mengambil pecahan
enternit tersebut kemudian dilemparkan lagi kotak selanjutnya tapi dalam
melempar tidak boleh melebih batas kotak yang telah disediakan jika melebihi
batas kotak yang telah disediakan maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh
pemain lagi.
Bentengan
Bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok,
masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih
suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai
'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil
alih 'benteng' lawan dengan menyentuh pohon, tiang atau pilar yang telah
dipilih oleh lawan dan ketika menyentuh markasnya. meneriakkan kata “benteng”.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar