Kalimat dan Penjelasannya - ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

2014/11/14

Kalimat dan Penjelasannya

PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat memiliki bermacam-macam pengertian. Beberapa pengertian kalimat menurut para ahli : 
·         Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa (Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969). 
·         Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955). 
·         Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. 
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat diartikan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang terdiri dari kata kata yang saling tergabung dan berkaitan secara terstruktur  sehingga menghasilkan suatu pengertian, pola intonasi akhir dan dapat digunakan untuk  mengekspresikan pendapat maupun pikiran.

UNSUR-UNSUR KALIMAT
Sebelumnya dalam pengertian kalimat telah dijelaskan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh kata-kata tergabung dan berkaitan. Kata-kata tresebut ada yang berupa satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Yang dimaksud kelompok kata, mugkin berupa frase atau klausa. Dalam ragam bahasa lisan, di samping terdiri atas kata-kata, kalimat dibentuk pula oleh intonasi, jedah, nada dan tempo. Kita akan bahas satu persatu.
1.      Kata
Sebagai contoh kalimat yang dibentuk oleh satuan kata, perhatikanlah kalimat-kalimat di atas :
Pergi --> di bentuk oleh satu satuan kata
Ayah + Pergi --> dibentuk oleh dua satuan kata
contoh lainnya :           (1) Kami membaca buku.
(2) Besok ibu memasak rendang.
2.      Frase
Frase ialah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Pengertia ini digunakan untuk membedakan frase dengan kalimat. Walaupun merupakan kelompok kata,frase tidak mengandung fungsi subyek, predikat maupun fungsi-fungsi lainnya.
Ciri-ciri Frase :
a.       Dibentuk oleh dua kata atau lebih
b.      Tidak mengandung unsur subyek dan predikat
c.       Unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya. 

3.      Klausa
Klausa sebagaimana frase, merupakan kelompok kata. Akan tetapi, sebuah klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subyek dan predikat, sedangkan frase tidak. Klausa berbeda pula dengan kalimat, kallusa tidak mengandung unsur intonasi. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.

4.      Intonasi, Jeda, Nada, dan Tempo
a.       Intonasi
Intonasi ialah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimt. Intonasi pada kalimat berita, mendatar pada akhir kalimat, sedangkan pada kalimat tanya lebih menaik. Sementara itu, pada kalimat perintah, baik itu pada awal maupun akhir kalimat, intonasinya menaik (tinggi).
b.      Jeda
Jeda ialah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi kedalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat.
c.       Nada 
Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapa suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk memberi tekanan khususpada kata-kata tertentu. Tingggi rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satudengan bagian kalimat lainnya yang tidak penting.
d.      Tempo
Tempo ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya hampir sama dengan nada, yakni untuk mementingkan suatu bagian kalimat.

CIRI-CIRI UNSUR PEMBENTUK KALIMAT
1.      Ciri-Ciri Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
·         Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
·         Didahului Kata Bahwa
·         Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
·         Tidak Didahului Preposisi
·         Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2.      Ciri-Ciri Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
·         Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
·         Kata Adalah atau Ialah
·         Dapat Diingkarkan
·         Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
·         Unsur Pengisi Predikat
3.      Ciri-Ciri Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
1.      Langsung di Belakang Predikat
2.      Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
3.      Tidak Didahului Preposisi
4.      Didahului Kata Bahwa
4.      Ciri-Ciri Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
·         Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
·         Menempati posisi di belakang predikat.
·         Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
·         Di Belakang Predikat
·         Tidak Didahului Preposisi
5.      Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.

Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada,kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

POLA-POLA KALIMAT
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe.
1.      Kalimat dasar berpola SPOK
Kalimat dasar ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan; subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba dwitransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
2.      Kalimat dasar berpola SPOPel
Tipe 2 itu adalah kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap; subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba dwitransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
3.      Kalimat dasar berpola SPO
Tipe 3 ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan objek; subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
4.      Kalimat dasar berpola SPPel
Kalimat tipe 4 mempunyai unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, kata sifat  dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
5.      Kalimat dasar berpola SPK
Kalimat dasar ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
6.      Kalimat dasar berpola SP (P: Verba)
Tipe 6 itu adalah kalimat dasar yang mempunyai unsur subjek dan predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal dan predikat berupa verba intransitif, tidak ada objek, pelengkap, ataupun keterangan yang wajib.
7.      Kalimat dasar berpola SP (P: Nomina)
Tipe 7 adalah kalimat yang memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal dan predikat juga berupa nomina atau frasa nominal. Nomina predikat biasanya mempunyai pengertian lebih luas daripada nomina subjek dan berupa nomina penggolong (identifikasi).
8.      Kalimat dasar berpola SP (P: Adjektiva)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal dan predikat berupa adjektiva. Unsur pengisi predikat itulah yang membedakan tipe 8 dari tipe 7 dan tipe 6.

JENIS-JENIS KALIMAT
1.              Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.       Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh: Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
b.      Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
2.              Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.            Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
2.            Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
3.            Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
4.            Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh: Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
3.              Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.            Kalimat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum). Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.
b.            Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.

KATA PENGHUBUNG PADA KALIMAT MAJEMUK
1.            Kata hubung Koordinatif  merupakan kata penghubung yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang sifat/kedudukannya sama (setara).
·         menggabungkan     : dan, serta, lagi, pula, juga
·         pertentangan          : tetapi, namun, sedangkan
·         memilih/pilihan       : atau
·         menguatkan           : bahkan, malahan
·         mengurutkan          : lalu, kemudian
2.            Kata hubung Subordinatif merupakan kata penghubung yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang tidak sama kedudukannya.
·         hub. syarat            : jika, kalau, bila
·         hub. waktu            : saat, sebelum, selama
·         hub. tujuan            : untuk, demi, bagi, agar
·         hub. perbandingan : daripada, seperti, umpama
·         hub. sebab            : karena, sebab, oleh sebab
·         hub. akibat            : sehingga, maka
·         hub. menjelaskan   : bahwa, yaitu, ialah
·         hub. pengandaian   : seandainya, sekiranya
·         hub. pengecualian   : kecuali, selain
·         hub. cara/alat          : dengan
·         hub. kemiripan        : seolah-olah
3.            Kata hubung Korelatif (berpasangan) merupakan kata penghubung yang menghubungkan 2 kata, frase atau klausa yang mengandung kedudukan yang sama dan memiliki 2 bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase, atau klausa. Contoh:
4.            Kata hubung Intra Kalimat merupakan kata penghubung yang kata penghubung yang ada di dalam kalimat.
5.            Kata hubung Antar Kalimat  merupakan kata penghubung yang digunakan untuk menggabungkan 2 kalimat (atau lebih). Contoh : Siapa menyakiti dan menyiksanya akan berdosa besar. Sebaliknya, siapa menolongnya mendapat pahala besar dari Tuhan.
6.            Kata hubung Antar Paragraf merupakan kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya.

Sumber :
Samputri, Riena. 2012. Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Riena’s Zone.http://ryunana.blogspot.com/2012/10/pengertian-kalimat.html. 26 Oktober 2014. 11:23 WIB.
Tarigan, Priskanta. 2010. Jenis-Jenis Kalimat. Freezcha’s Blog.http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/. 26 Oktober 2014. 11:25 WIB.
Undarwati Qiluk, 2009. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat. Tentang Kalimat.http://tentangkalimat.blogspot.com/2009/04/unsur-unsur-pembentuk-kalimat_19.html. 26 Oktober 2014. 12:07 WIB.
Vani, Septi. 2012. Kata Penghubung. Just Knowledges.http://justknowledges.blogspot.com/2012/06/kata-penghubung.html. 26 Oktober 2014. 13:56 WIB.
Widjono, Hs.  2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di Perguruan Tinggi.  Jakarta: Grasindo.

_______. 2010. Unsur-unsur Kalimat Dasar. Wartawarga Gunadarma.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/unsur-unsur-kalimat-dasar/. 26 Oktober 2014. 11:58 WIB.

Tidak ada komentar: